Lagu-Lagu Yang Dibuat Atas Kepergian Nike Ardilla

Peristiwa kecelakaan mobil yang merenggut nyawa penyanyi Nike Ardilla menghenyak di benak publik Indonesia. Baik fans maupun masyarakat awam masih teringat akan lagu-lagu yang pernah dibawakannya. Siapa yang menyangka, penyanyi yang masih belia dan berada di puncak karir harus dipanggil keharibaan-Nya dengan tiba-tiba. Banyak pihak yang belum merelakan kepergiannya, berbagai cara pun dilakukan agar sang diva tak lekang ditelan waktu. 

Walau sudah wafat beberapa waktu namun kenangan akan Nike tak bisa dilupakan begitu saja, apalagi bagi orang-orang terdekatnya. Banyak yang masih bersimpati terhadap Nike dan tak bisa melupakannya, salah satu caranya adalah dengan membuat/menciptakan lagu yang secara khusus ditujukan atas kepergian Nike Ardilla. Ada beberapa lagu yang diciptakan khusus untuk mengenang Nike, diantaranya adalah:

1. Sebuah Lagu Buat Nike
Lagu ini diciptakan oleh Deddy Dores dan Dommy Allen beberapa bulan setelah Nike wafat, dan lagu ini dinyanyikan pula oleh sang maestro Deddy Dores. "Sebuah Lagu Buat Nike" juga dijadikan judul albumnya, yang dirilis Metrotama Records di akhir tahun 1995.
Berikut penggalan liriknya:

"Hanya doa yang dapat kupanjatkan
Untuk adikku yang tercinta
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih
Menerima disisi-Nya...

Oh Tuhan..
Mengapa begitu cepat Kau panggil dia
Masih kuingat dia bernyanyi
Syair lagu yang kutulis..."

--------------------------------------------------------------------------
2. Bandung Menangis Lagi

Reff:
"Oh Tuhan pengasih sambutlah tangannya
Dia yang merindukan belai kasih-Mu
Tuhan maha besar penyayang umat-Nya
Berilah kedamaian dan kasih-Mu..."

Itulah penggalan reffrain lirik lagu Bandung Menangis lagi yang dinyanyikan oleh duet Deddy Dores dan Nafa Urbach. Single yang dirilis pertengahan tahun 1995 tersebut laris manis di pasaran, liriknya yang syahdu membuat kita jadi terenyuh saat mendengarkan lagu tersebut. Lagu ini sangat mengingatkan publik akan sosok Nike Ardilla yang baru saja berpulang keharibaan-Nya.
Selain versi duet D-Dors dan Nafa Urbach, lagu ini juga dinyanyikan Deddy Dores duet bersama penyanyi asal Malaysia, Ella.

3. Selamat Jalan Kekasih
Lagu ini dibawakan oleh Rudiath RB, penyanyi slowrock asal Bandung yang mulai merintis karirnya kala itu. Sekilas mungkin lagu ini bukan ditujukan untuk Nike, namun jika kita telaah lebih dalam lagu ini bisa juga ditujukan untuk kepergian Nike. Saya sempat bertanya langsung kepada sang penyanyi, Rudiath, perihal lagu ini. Dan iapun memberikan jawaban bahwa lagu ini sejatinya ditujukan untuk mendiang Nike Ardilla.
Kidung ini diciptakan oleh pencipta lagu berdarah Yahudi, Jay Sinagoga. Judul lagu ini juga dijadikan judul album Rudiath dengan nama yang sama. Album tersebut dirilis pada tahun 1996 saat Rudiath baru menapaki karir sebagai seorang penyanyi. Begini cuplikan liriknya:

Reff:
"S'lamat jalan kasih, s'lamat jalan cinta
S'moga mimpi indah dalam tidur panjangmu
S'lamat jalan kasih, s'lamat jalan cinta
Kapankah ku dengar tembang-tembang cintamu kembali.."

------------------------------------------------------------------------
4. "Album Mengenang Nike Ardilla" (by Racika)
Album yang dirilis Soni Adeo Records ini diluncurkan di tahun 2012. Kebanyakan berisi lagu-lagu lama Nike dan Deddy Dores yang dinyanyikan Racika dan diaransemen ulang. Saya juga tidak tahu banyak tentang penyanyi yang satu ini, apakah berasal dari Indonesia ataukah Malaysia. Jadi lebih baik lihat saja sampul albumnya di bawah.
Album Mengenang Nike Ardilla by RacikaRacika Tracklist Album Mengenang Nike Ardilla (2012)

Cafe Nike Ardilla, Kuliner Bersama Kenangan Sang Idola

Etalase Kafe Nike Ardilla Makassar
Ada pepatah "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meniggalkan belang". Begitu juga dengan kehidupan umat manusia, setelah meninggalkan dunia fana ini apa yang hendak kita tinggalkan bagi orang-orang terkasih atau orang lain? Sang penyanyi idola era 90'an, Nike Ardilla, meski sudah lama berpulang namun namanya masih abadi dalam memberikan inspirasi bagi para penggemar dan pengagumnya. Nah, kebetulan beberapa waktu yang lalu saya menemukan sebuah café yang unik. Kenapa? Karena café ini menggunakan brand penyanyi era 90-an yang sudah meninggal Nike Ardilla. Cafe ini terletak di perumahan Bumi Tamalanrea Permai Makassar Sulawesi Selatan.

Mungkin pemiliknya adalah fans berat Nike Ardilla hingga mendirikan café ini. Dekorasi interior café dipenuhi dengan foto foto Nike dan pernak pernik yang dulu pernah dipakai oleh Nike. Selain itu juga ada TV yang memutar perjalanan karir dan album dari jaman mulai tampil di TV hingga pembahasan di infotainment oleh rekan-rekan kerjanya sewaktu masih hidup. Untuk saya sendiri suasana ini mengingatkan saya dengan kakak-kakak saya yang dulu sering sekali memutar lagu-lagu Nike Ardila di radio saat saya masih duduk di bangku SD.
Pernak-Pernik Segala hal tentang Nike Ardilla dipajang di kafe
Pernak-pernik segala hal tentang Nike Ardilla di dalam kafe ini

Dari segi menu makanan, menu yang ditawarkan cukup variatif dan harganya juga lumayan terjangkau. Sambil menunggu makanan datang kita seperti dibawa ke jaman keemasan Nike Ardilla dulu. Dari jaman dia masih berumur 13 tahun hingga akhir masa hayatnya. Café ini menjadi bukti bahwa menjadi fans seorang artis ternyata bisa menjadi inspirasi lahan usaha.

Apa Saja Keistimewaan Kafe Ini?
Sesuai dengan namanya, di Rumah Makan Ayam Bakar Nike Ardilla ini mengandalkan menu olahan ayam yang bakar. Dan menu ini punya ciri khas bumbu tersendiri.

“Yang membedakan ayam bakar di sini itu, kita bumbunya itu kita racik sendiri. Terus kita lumuri ayamnya dan dibakar. Setelah dibakar, juga kita tetap lumuri ayamnya dengan bumbu,” jelas Rosita, seorang kasir di rumah makan ini, ujarnya.
Manu Unik Ayam Bakar "Sandiwara Cinta"
Menu ayam bakar sandiwara cinta disajikan

Di rumah makan yang berlokasi di pinggir jalan utama (sebelah kiri dari gapura) dalam Bumi Tamalanrea Permai ini begitu berbeda dengan yang lain. Soalnya, selain ayam bakarnya yang gurih, berwangi bumbu, dan sambal cocolnya yang pedas, mata Anda juga diisi oleh dekorasi tempat yang begitu mengultuskan penyanyi cantik Nike Ardilla. Bahkan, boleh dikata, dekorasi yang sudah bisa disaksikan pada eksteriornyalah yang menarik perhatian para pengunjung. Pasalnya, di rumah makan ini begitu banyak foto dan pakaian penyanyi cantik Nike Ardilla yang dipajang di tiap dinding.

“Untuk dekorasi di sini, itu pemiliknya sendiri yang mendekornya. Namanya Pak Emil dan Pak Takdir. Mulai dari foto-fotonya sampai pakaian yang pernah dipakai sama almarhum Nike Ardilla juga dipasang. Jadi yang ada dalam lemari itu pakaian yang pernah digunakan,” lanjut Rosita.
Pakaian Nike Ardilla semasa hidupnya dipajang
Pakaian yang pernah dikenakan almarhumah Nike Ardilla

Tak hanya nama Nike Ardilla yang disandangkan ke dalam nama menu warung ini, tapi juga judul-judul lagu yang pernah dibawakannya.

“Di sini juga menunya ada judul lagu Nike Ardilla seperti Pecel Lele Bintang Kehidupan, Ayam Goreng Sandiwara Cinta, dan semua judul lagu,” kata Rosita.

Rumah makan ini awalnya didirikan di Polewali Mamasa pada 2001. Namun berpindah ke Makassar pada 4 tahun lalu. Pengunjungnya selain orang-orang yang sekadar singgah mengisi perut, banyak juga yang memang karena mengidolakan sosok Nike Ardilla. Bukan hanya di Makassar tapi juga dari luar kota bahkan sampai dari pulau lain. Tiap tahun, rumah makan ini juga merayakan hari ulang tahun Nike Ardilla. Namun, itu dirayakan secara internal saja.
Galeri Foto Nike Ardilla di dalam kafe
Galeri foto Nike Ardilla di dalam kafe

“Di sini kalau tanggal 27 Desember selalu merayakan ulang tahun Nike Ardilla. Tapi sesama pegawai saja, kalau pemiliknya biasa ke Jawa untuk ziarah kuburannya Nike Ardilla di sana,” terang Rosita sambil duduk di dekat mesin kasir.

Harga menu makanan di sini bervariatif, mulai dari Rp 17 ribu sampai Rp 23 ribu. Jika Anda ingin berkunjung ke tempat ini, rumah makan ini buka tiap hari dari pukul 8 pagi sampai pukul 12 malam.

Desas-Desus Konspirasi Di Balik Kematian Nike Ardilla

Kecelakaan Artis Nike Ardilla Mobil Honda Genio
Pagi itu, Jl. R.E. Martadinata Bandung terjadi kejadian mengenaskan. Mobil Honda Genio Civic biru metallic plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah. Satu penumpang tewas pukul 06.15 itu. Awalnya Genio itu berusaha menyalip mobil merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, si sopir langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak pohon dan terpental menabrak pagar beton bak sampah kantor Usaha Pribadi. Si sopir tewas seketika, 19 Maret 1995. Seandainya dia ”bukan siapa-siapa”, mungkin orang-orang sekadar menganggapnya sebagai sopir ugal-ugalan yang sedang sial. Namun, perempuan di balik kemudi mobil naas itu adalah penyanyi yang albumnya sudah terjual lebih dari 5 juta keping, ya dialah sang Diva Indonesia Nike Ardilla. Kontan itu membuat heboh masyarakat seantero Indonesia. Di internet sudah banyak tulisan tentang kisah Nike Ardilla ini. Dan, kontroversi misteri kematiannya sampai hari ini pun belum tuntas. Apakah karena Nike dalam kondisi tidak fit atau sampai muncul adanya sabotase terhadap mobilnya mengingat konon ban mobilnya lebih kecil daripada ban standar Genio Civic, sampai kini pertanyaan-pertanyaan itu belum terjawab dengan memuaskan.


Cinta Segitiga Nike-Enno Sigit & Seorang Perwira Muda


Cucu Soeharto, Enno Sigit, pernah memergoki kekasihnya,Tommy Nasution berkencan dengan Nike Ardilla. Esoknya beredar kisah kalau Enno menodongkan pistol ke muka Nike Ardilla. Tetapi sepekan kemudian, anehnya, ketika ia diberitahu kalau Nike Ardilla ditemukan tewas kecelakaan, Enno yang kemudian bermukim di London itu menjawab pendek : "Tapi bukan aku lho", Lalu siapa? 
Pergunjingan cucu Soeharto bernama Enno Sigit terlibat dibalik kematin Nike Ardilla beredar lagi dibalik haul 5 tahun kematian pelantun Seberkas Sinar di Bandung pekan silam. Ini karena kematian Nike pada 19 Maret 1995 hingga sekarang tergolong misterius. Inilah yang memicu kasak-kusuk. Bahwa dibalik kematian Nike Ardilla, sebenarnya tersimpan skandal cinta segitiga yang sungguh mengerikan antara Nike Ardilla-Enno Sigit dengan seorang perwira muda. Ditenggarai persoalan skandal inilah yang menjadi penyebab kematian Nike. Bagaimana kisah skandal itu?
Hubungan Nike Ardilla dan Enno Sigit Keluarga Cendana
Begini. Sebelum Nike Ardilla tewas, ia ternyata terlibat skandal asmara dengan pacar Enno Sigit. Namanya Tommy Nasution, seorang perwira AU yang juga putra mantan Gubernur Sumatra Utara Khairudin Nasution. Ramon Tommy Benz sahabat dekat Enno menuturkan, jalinan asmara Enno dengan Tommy berjalan sekitar 6 tahun. Karena itu, terlalu berani sebenarnya bila Nike Ardilla merebut Tommy Nasution dari Enno. Namun, nah sial banget Nike Ardilla. Waktu itu saya dan Enno datang dan lihat sendiri kemesraan Nike dengan Tommy, Enno memang tidak marah, tetapi dari raut mukanya jelas ia tidak suka, kata Ramon. Maka, biarpun tak bergejolak, sebenarnya persaingan Enno dan Nike Ardilla dalam memperebutkan Tommy Nasution seperti api dalam sekam. Akhirnya kemarahan Enno semakin sulit dibendung ketika ia mendengar kalau Nike nekat memamerkan Tommy ke kalangan selebriti di Jakarta. Sebagai cucu Presiden Soeharto (yang waktu itu masih sangat kuat) adalah aib kalau dipermalukan, apalagi Cuma urusan cowok. Anehnya, Nike Ardilla terkesan sengaja melecehkan Enno. Akibatnya pergunjingan cinta segitiga Enno-Nike-Tommy pun menjadi pembicaraan kalangan selebriti Jakarta.
Maka, entah benar atau tidak, segera terdengar desas-desus kalau Enno Sigit habis "mempermak" Nike Ardilla. Tepatnya terjadi di M Club Diskotek, Blok M Jakarta Selatan. Digambarkan Enno menodongkan pistol ke muka Nike Ardilla.Kontan sang artis rebah. Pingsan. Ribut-ribut di M Club itu pun tak pelak lagi jadi pergunjingan dan perdebatan mengenai benar tidaknya.


Enno Hijrah Ke London


Boleh jadi Nike Ardilla ataupun Enno Sigit sudah melupakan pertikaian itu. Ini karena Enno harus hijrah ke London untuk belajar mode. Namun di sinilah anehnya. Saat Enno di London diberi tahu kalau Nike Ardilla diketemukan tewas menggenaskan di Bandung, serta merta Enno menjawab cukup aneh : "Tapi bukan saya lho", Lalu siapa? Jawaban itu mengandung sejuta penafsiran.Apalagi dibalik kematian Nike itu pun akhirnya muncul aneka versi.

Versi resmi polisi, tak diketemukan unsur kesengajaan atau upaya pembunuhan. Sehingga penyelidikan pun dihentikan. Polisi bilang, tidak ada upaya kesengajaan penghilangan nyawa seseorang. Yang ada, kecelakaan murni. Kematian Nike murni dinyatakan sebagai Human Error. Kalau versi desas-desus, tak pelak lagi mulut-mulut usil pun segera melayangkan tudingan adanya keterlibatan Cucu Soeharto. Cuma karena waktu itu Soeharto sangat kuat, maka pers pun tidak berani berspekulasi. Anehnya sejumlah artis yang pernah menggunjingkannya pun, semuanya ikut tutup mulut.

Lalu apa tanggapan Ibunda Nike ketika Enno Sigit sering disebut-sebut sebagai faktor penyebab kematian Nike? "Iya banyak yang bilang begitu, tapi itu mungkin sudah taqdir saja. Sudah takdir Nike begini. Mungkin Ibu terlalu sayang sama dia ya. Mungkin sama Tuhan diambil dari saya. Sekarang mau gimana,sudah takdir kan?" ujarnya dengan nada rendah dan menangis sesenggukan.


Misteri Hard Top Merah


Yang mencurigakan dibalik kematian Nike Ardilla yakni munculnya legenda Hard Top merah yang tiba-tiba memepet mobil Nike. Anehnya versi resmi yang dilansir polisi, tak ada cerita Hard Top. Yang ada mobil Taft yang melaju dari depan yang menyebabkan mobil Genio yang dikemudikan Nike terpelanting lalu menabrak tembok. Bagaimana dengan teka-teki Hard Top yang menurut sejumlas saksi mata tampak dikemudikan lelaki berambut cepak? Hingga kini pun misteri Hard Top merah itu masih menjadi teka-teki. Sejauh mana kemungkinan Enno Sigit berada dibalik kematian Nike Ardilla? Atau apakah benar saat meninggal Nike itu dalam keadaan mabuk? A Hon, produser Nike dari Music Plus membantah keras. "Nggak, nggak... Nike tak pernah mabuk" kata A Hon. Sampai di sini seperti biasa, bila menyangkut megaskandal keluarga Cendana, tragedi ini pun seperti puisi.Indah tak ada pelaku.

"Hanya Satu Nama", Sebuah Album Perdana Nike Yang Tertunda

Album pertama biasanya menjadi penanda sebuah karir dari seorang penyanyi, karena dari album pertamalah kelanjutan langkahnya di industri musik akan ditentukan. Sebagai seorang penyanyi, sosok Nike Ardilla dikenal saat album ‘pertamanya’ "Seberkas Sinar" melejit di pasaran. Namanya langsung meroket dan merajai genre slow rock melankolis ala Deddy Dores di era 90an. Kematian tragis yang menimpanya di puncak karir akhirnya membawa namanya menjadi legenda sampai saat ini. Meskipun sudah berpulang hampir 20 tahun, fans Nike masih terus ada dan bahkan terus bertambah. Satu fenomena yang agaknya susah disamakan oleh penyanyi Indonesia lainnya. Tidak heran, album-album rekaman Nike juga rajin dirilis dalam bentuk kompilasi yang sampai saat ini masih laku di pasaran, meskipun lagunya hanya itu ke itu saja, lantaran penyanyinya sudah almarhum dan tidak mungkin menghasilkan lagu baru. 

Tapi betulkah tidak ada lagu ‘baru’ ? 

Sejak dulu sempat dengar selentingan kalau sebelum album "Seberkas Sinar" sebenarnya Nike sudah pernah membuat album tapi tidak sempat dirilis. Tapi selentingan semacam itu saya anggap ‘mitos’ karena label manapun yang punya simpanan lagu Nike yang belum dirilis sudah pasti akan berlomba-lomba merilis ‘harta karun’ yang pasti akan langsung diburu para fans. Tapi rupanya, ada temen saya Rudy Mulyadi yang entah dapat bisikan dari mana, sangat percaya kalau Nike pernah membuat album di JK Records sebelum album "Seberkas Sinar". Dan dengan penuh percaya diri mengkonfontrasi langsung kepada Mas Nyo (Leonard Kristianto) yang saat ini memegang kendali JK Records. Mas Nyo yang juga tidak tahu menahu soal album Nike di JK kemudian menantang Rudy untuk membuat fanpage di Facebook, kalau bisa terkumpul 1000 likes maka Mas Nyo janji akan mencari master album Nike. Nyatanya selang seminggu saja, fanpage itu sudah di likes lebih dari 1000 orang. Maka Mas Nyo kemudian menanyakan soal kebenaran album Nike di JK kepada sang ayah Judhi Kristianto, dan ternyata dibenarkan. Nike diperkenalkan kepada Pak Judhi oleh almarhum Denny Sabri di tahun 1988. Dirasa punya aura bintang, Nike yang baru berumur 12 tahun itu kemudian direkrut menjadi artis baru JK dan diikutkan dalam tour show keliling Indonesia bersama artis-artis JK lainnya, dan diperkenalkan dengan nama NIKE ASTRINA

Sebuah albumpun disiapkan untuk Nike dengan bantuan almarhum Leo Manuputty sebagai Vocal Director merangkap Music Director bersama dengan Bartje Van Houten. 11 lagu berhasil direkam, tentu dengan genre pop ala JK yang saat itu sedang merajai pasar musik. Konon, materi album ini sebenarnya juga bukan disiapkan khusus untuk Nike, tapi untuk seorang penyanyi JK bernama Anna Cisca. Anna sempat merekam suaranya untuk album ini sebagai album kedua, tapi kemudian urung karena keburu mengundurkan diri dari dunia keartisan. Nike-lah akhirnya yang menggantikan posisi Anna, sampai album ini selesai proses dan siap diluncurkan. Tapi sayangnya, saat itu usia Nike yang masih 12 tahun dianggap terlalu muda untuk merilis album cinta-cintaan ala JK, sehingga peredarannya tertunda. Sementara waktu ‘menunggu’ usia Nike lebih dewasa, Nike kemudian hijrah ke Project Q Records dan merilis album "Seberkas Sinar" tahun 1989 dengan mengubah nama menjadi NIKE ARDILLA, dan BOOOM… namanya menjulang, sementara nasib album di JK Records kemudian mengendap seiring waktu. 

Perlu dihargai upaya keras Rudy dan fans Nike yang mengupayakan album yang berjudul "HANYA SATU NAMA" itu akhirnya bisa dirilis. Setelah melalui proses yang lumayan berliku akhirnya album pertama Nike itu bisa dinikmati oleh para penggemar, walaupun sistem penjualannya sampai saat ini hanya mengandalkan social media dan tidak dirilis bebas di toko-toko CD. Materi album ini sendiri memang sangat JK, dari lagu, lirik dan pola aransemen sangat mencitrakan kejayaan musik ala JK di era 80an. Suara Nike sendiri terdengar bening dan tetap menampilkan suara khasnya meskipun usianya saat itu masih 12 tahun, walaupun di beberapa bagian lagu masih terdengar tarikan anak-anaknya yang tidak bisa disembunyikan. 

Lagu 'Hanya Satu Nama' terdengar paling menonjol dan sepertinya memang disiapkan menjadi lagu andalan, antara lain dengan didapuknya almarhum Embong Rahardjo sebagai peniup saxophone yang membuat lagu ini menjadi terdengar beda dari lagu-lagu JK pada masanya. Progresi bass di lagu ini ‘sangat JK’ dan bisa memunculkan romantisme tersendiri bagi mereka yang pernah tumbuh bersama musik-musik JK. Pada lagu 'Duka Di Dadaku' Nike tampil cukup mengesankan dalam warna bossanova, genre yang boleh jadi hanya sekali ini disentuhnya sepanjang karirnya. Satu bukti bahwa vokal Nike sebenarnya lentur dan bisa multigenre. Warna pop rock muncul dalam lagu 'Biarkan Cinta Kita Menyatu' dan 'Suasana Ceria', sementara sisanya adalah lagu-lagu khas JK yang coba ditaklukkan Nike di usianya yang masih sangat belia. 

"Hanya Satu Nama", langkah pertama Nike yang justru muncul terakhir. Sebuah warisan berharga bagi Nikers, dan juga bagi sejarah musik Indonesia.

Profil dan Biografi Penyanyi Legendaris Nike Ardilla

Foto Penyanyi Legendari Nike ArdillaNike Ardilla lahir di Bandung tanggal 27 Desember 1975 dari pasangan R. Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karir dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh produser musik Deddy Dores. Karir musiknya di dunia hiburan pun dimulai. Tahun 1987, oleh Ningsihrat ia diboyong ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di situ ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie, yang kemudian jadi manajernya. Duo Deni itu memperkenalkannya pada Deddy Dores. Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk "Seberkas Sinar"yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi. Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha. Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk"Bintang Kehidupan" yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu dua juta kopi Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadibest seller. Album rekaman terakhir Nike Ardilla sebelum wafat yang bertajuk "Sandiwara Cinta" terjual sampai menembus angka tiga juta kopi dan lima juta copy seaseon. Karir Nike Ardilla dalam dunia seni peran juga berjalan mulus seiring dengan dirilisnya album pertama. Nike bermain film Kasmaran bersama almarhum Ryan Hidayat pada tahun 1987dan terus melahirkan film-film box office sepanjang periode akhir 80an dan awal 90an. Nike Ardilla juga sukses dalam beberapa sinetron. 

Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakan tunggal. Mobil Honda Genio berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan E. Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal. Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama sahabatnya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. 

Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir “In Dead She Soared” atau “Dalam Kematian Dia Bersinar”. Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike. Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan disana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya. 

Berikut biodata Nike Ardilla Nama Lengkap : Raden Nike Ratnadilla
Nama Kecil : Nike, Neneng, Keke, Amoy
TTL : Lahir Bandung, 27 Desember 1975
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Nama orangtua : (alm) R. Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat
Jumlah saudara : 3 bersaudara 2 laki-laki (Sonny Prinadi dan Yudi Ruswanto)
Hobby : Musik, berenang, badminton.
Tinggi dan berat badan : 168 cm – 47 kg
Makanan favorit : Hamburger, Mie bakso, Jengkol goreng
Minuman favorit : Coca-Cola, Yoghourt
Artis favorit : Marlyn Monroe

Diskografi Album:
Album kompilasi:
  • Bandung Rock Power (1988) 
  • Gadis Foto Model (1989) 
  • Album Ost Pocong (1996) 
  • BEST OF THE BEST VOL.1 (1998) 
  • BEST OF THE BEST VOL.2 (2000) 
  • BEST BEAT (2002)
Singles soundtrack:
  • Ost Nuansa Gadis Suci (1992) 
  • Ost Nakalnya Anak Muda (1992) 
  • Ost Aksara Bisu (1992) 
  • Ost Lupus (1992) 
  • Ost Deru Debu (1994) 
Filmografi: - Kasmaran (1987)
- Si Kabayan Saba Kota (1988)
- Gadis Foto Model (1989)
- Ricky (1990)
- Lupus IV (1990)
- Si Kabayan dan Anak Jin (1991)
- Cinta Anak Muda (1991)
- Olga dan Sepatu Roda (1992)
- Si Kabayan Saba Metropolitan (1992)
- Tiga Kamar Perawan (1992)
- Kembali Lagi (1994)

Sinetron:- Bunga Kampus - 1992
- Sukreni Gadis Bali - 1993
- Trauma Marissa - 1994
- Ceplas-Ceplos - 1994
- Saputangan dari Bandung Selatan - 1994
- None - 1994
- Warisan I & II - 1995
- Jalur Putih - 1995

Prestasi Bidang Model: - Sampul Majalah SAHABAT PENA – 1986
- Juara 3 LA CLARK Jeans Contest – 1989
- Juara Favorit GADIS SAMPUL - 1990
- Sampul Majalah POPULER - 1990
- Sampul Majalah Djoko Lodang – 1991
- Sampul Majalah MANGLE – 1991
- Sampul Majalah KARTINI - 1995
- Sampul Majalah URTV Malaysia – 1995

Sumber:
http://lirikraja.blogspot.co.id/2016/05/profil-biodata-artis-nike-ardilla.html
Mukadimah

Mukadimah

Selamat datang di blog sederhana kami, http://id-nikeardilla.blogspot.co.id. Blog "un-official" ini dibuat agar para pecinta dan penggemar lagu-lagu Nike Ardilla dapat bernostalgia kembali ke era 90an. Dimana kala itu sang penyanyi legendaris Nike Ardilla masih ada, dan populer dengan lagu-lagu yang dibawakannya. Meskipun sudah ada blog Nike Ardilla yang lain dan juga komunitasnya seperti NAFC, namun rasanya saya perlu membuat blog ini. Sebab hingga saat ini para fans Nike Ardilla di seluruh penjuru dunia terus bertambah banyak.

Hari ini hari senin tanggal 5 maret 2018, secara resmi kami me-launching blog id-NikeArdilla pada platform blogger. Blog ini merupakan blog komunitas para fans Nike, baik fans jadul maupun fans Nike "zaman now". Berisi tentang profil dan biografi Nike, artikel-artikel mengenai beliau, diskografi album, kord gitar lagu-lagu nike, video klip serta galeri foto Nike Ardilla. Bagi anda yang mengaku sebagai penggemar atau fans Nike Ardilla, silahkan follow blog ini dengan akun email anda pada widget di pojok kanan bawah (widget follower).

Dengan izin dari Tuhan Yang Maha Esa, semoga blog ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Para fans Nike dimanapun berada dapat menyimak blog ini lewat internet. Akhir kata saya selaku admin blog Nike Ardillaz mengucapkan selamat menyimak blog ini. Ke depannya blog ini akan diisi berbagai konten yang menarik, dan membuat anda betah berlama-lama membaca blog ini. Salam sejahtera dan sentosa!!

Hormat kami,


                                                                                Brebes, 8 maret 2018



                                                                                          Penulis
Back To Top